Pengertian Manajemen Proyek
Tahun 2008 ditandai dengan maraknya globalisasi, berlakunya budget yang lebih ketat, waktu pelaksanaan yang lebih pendek dan sumber daya yang semakin langka. Kompetisi yang ketat dalam industri telah memaksa para pelaku dalam industri itu untuk menemukan cara-cara baru dalam menjalankan bisnisnya. Suatu metode pendekatan yang fleksibel dan tanggap untuk menghadapi permintaan pelanggan yang selalu berubah-ubah adalah penting. manager proyek dalam memimpin tim-tim proyek guna mencapai sasarannya sesuai waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Setiap proyek harus memiliki start dan finish yang jelas, sekumpulan aktivitas yang berurutan diantara dua kejadian itu, berikut adanya suatu sasaran tertentu.
Berbagai contoh dari proyek adalah:
1. Memanajemenkan penanggulangan banjir
2. Mempromosikan produk dalam suatu tur ke daerah selama periode 2 minggu.
3. Membuka suatu kantor cabang yang baru.
4. Mengembangkan suatu produk atau jasa baru.
5. Merencanakan suatu sistem komunikasi yang baru.
6. Restukturisasi dari organisasi.
7. Membangun suatu bangunan gedung atau fasilitas lainnya.
8. Menyelenggarakan pesta perkawinan, ulang tahun, dsbnya.
Jelaslah bahwa proyek itu tidak selalu harus diasosiasikan dengan dunia konstruksi melainkan juga dengan dunia non-konstruksi. Yang membedakan antara kedua jenis proyek hanyalah produk akhirnya, nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) saja.
menguji kompetensinya dalam bidang Manajemen Proyek dapat mengacu kepada dua buah standar :
- The Project Management Body of Knowledge (PMBOK®). Standar ini telah diterbitkan dan menjadi milik dari 'The Project Management Institute', USA. Standar ini dipakai oleh banyak negara di dunia, termasuk Asia Tenggara dan Australia. IAMPI sendiri telah menetapkan dokumen ini sebagai buku panduan tentang metodologi Manajemen Proyek.
- The National Competency Standard for Project Management (NCSPM). Standar ini telah disahkan pemakaiannya secara umum di Australia dan telah ditetapkan penggunaannya sebagai standar minimum untuk proses sertifikasi sebagai seorang professional oleh 'the Australian Institute of Project Management (AIPM)' dan Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) sebagai standar minimum untuk proses sertifikasi sebagai seorang professional. This is an evidence based assessment process. This standard is also being used as the basis for the global PM standard.
PENGERTIAN TENTANG MANAJEMEN RESIKO
Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: “bermain di rel kereta api akan mendapat resiko dan membahayakan diri sendiri”, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam percakapan sehari-hari.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang dasar teorinya masih kontras / belum detail. Itulah sebabnya saya menemukan banyak cara dalam pengertian tentang konsep manajemen resiko.
RESIKO SPEKULATIF DAN RISIKO MURNI
Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan ke salah satu dari dua arah.artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang berguna dan meguntungkan dan ada pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka saya katakan risiko itu spekulatif.
Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko spekulatif. Contohnya: dalam bermain kartu remi, pasti ada dua kemungkinan yaitu menang dah kalah.
Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni yaitu yang hanya ada kemungkinan kerugian.. Risiko ini hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Risiko ini disebut risiko murni. Contohnya: apabila pengendara motor mengendarakan sepeda motor miliknya secara ugal – ugalan maka pasti akan terjatuh.
Apakah suatu risiko itu spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan. Risiko spekulatif biasanya tidak dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat diasuransikan.
SUMBER RISIKO
Hazard menimbulkan kondisi yang tidak stabil terhadap bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.
Risiko Social
Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya: dengan brkembangnya took-toko swalayan, maka tokowan menghadapi risiko besarnya pencurian (shopliffting). Akan tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainan juga penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri.
Risiko Fisik
Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain: Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan harta, karena melalap habis dengan api yang sangat besar.
Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga panen kena banjir dan sungai meluap.lalu jugaPetir, menyebabkan kebakaran yang selanjutnya merusakan harta, membunuh atau mencederai orang dan lain-lain yang dapat merugikan.
Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padatnya daerah kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil dan membuat longsor terjadi.
Risiko Ekonomi
Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya.
• JENIS-JENIS RISIKO YANG DITANGANI MANAJER RISIKO
Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni tertentu, misalnya perusahaan ini baru saja mengambil alih pabrik baru, karena itulah tercipta kerugian potensial untuk kebakaran.
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani menajer risiko dapat dikategorikan atas:
1. kerugian terhadap harta.
2. tanggung jawab terhadap pihak lain.
3. kerugian personil.
4. Kerugian terhadap investasi
• MENGIDENTIFIKASIKAN RISIKO
Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang bersangkutan menanggung risiko tersebut secara tidak sadar. Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) Yang menentang perusahaan. Untuk itu diperlukan:
1. Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan.
2. untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik untuk menetukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.
Manajer resiko seharusnya menjalankan sendirikedua langkah itu, kalau tidak, ia harus percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan.
• KLASIFIKASI KERUGIAN
Salah satu alternatif system pengklasifikasian kerugia dalam suatu checklist adalah sebagai berikut:
Kerugian Hak Milik (Property losses)
1. Kerugian langssung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti atau reparasi atau kehilangan harta.
2. Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang rusak akibat kerugian langsung
3. Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar