Minggu, 14 November 2010

tugas 2( bahasa Indonesia)

Ngaku Mampu Bebaskan Tahanan, Eh .. Malah Ditahan (Senin, 15 November 2010 - 9:45 WIB)

SURABAYA(Pos Kota)- Praktek penipuan dengan modus mampu membebaskan tersangka diungkap anggota Reskrim Polsek Gayungan Surabaya, Jawa Timur. Tiga pelakunya ditangkap.

Ponaji,56 warga Pesapen Lor, Paijan,59 warga Dukuh Karangan dan Nur Amin,34 warga Lidah Kulon, Surabaya kini harus meringkuk di tahanan Polsek Gayungan.

“Kita menangkap tiga tersangka ini setelah memancing dengan calon korbannya,” ujar Kapolsek Gayungan Kompol Husein Abu Bakar di Mapolsek, Minggu (14/11) malam.

Penipuan ini berawal dari dua tersangka Paijan dan Ponaji membesuk empat tersangka kasus perjudian yang meringkuk di Polsek Wonocolo. Paijan dan Ponaji mengaku bisa membebaskan keempat tersangka asalkan dengan syarat membayar uang Rp 5 juta setiap tersangka.

Tentu saja tawaran ini disambut gembira oleh keempat tersangka. Keempat tersangka lalu memberi nomor HP keluarganya dan meminta Ponaji dan Paijan menghubungi nomor telepon keluarganya.

Keluarga keempat tersangka itu senang mendapatkan kabar kerabatnya bakal bebas. Salah satunya Eko Purnomo . Namun Eko curiga dengan Ponaji dan Paijan yang mengaku kenal dengan pejabat kepolisian di Surabaya dan Kapolda Surabaya.

Pasalnya tidak ada jabatan Kapolda Surabaya, melainkan Kapolrestabes Surabaya. Atas kecurigaan tersebut, Eko menghubungi anggota Polsek Gayungan dan menjebak ketiga tersangka penipuan itu. Eko bersama petugas, memancing pelaku datang ke KFC di Jalan Ahmad Yani.
“Sebelumnya korban dan tersangka berusaha bertransaksi hingga tiga kali, tapi selalu gagal. Akhirnya transaksi yang keempat, pelaku berhasil kita tangkap,” tuturnya.

Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti dua sepeda motor yang dikendarai tiga pelaku, yakni Honda Karisma nopol L 3465 JL dan Yamaha Jupiter Z nopol L 6760 WC, 6 unit handphone dan 1 box berisikan 10 bendel masing-masing berisikan 100 lembar pecahan 100.000 dolar Amerika Serikat keluaran Tahun 1934, 8 lembar sertifikat secreet book of redemtiom.

”Dolar As yang nilainya mencapai 10.000.000 dolar AS itu kita temukan di jok motor Karisma yang dikendarai Ponaji dan Paijan. Kita akan selidiki tentang uang dolar Amerika ini. Apakah uang ini juga digunakan modus penipuan, ini masih kita kembangkan,” kata Husein.

Lalu saya bandingkan dengan Koran berikut

Sinyal KRL Depok-Pasar Minggu Terganggu (Senin, 15 November 2010 | 10:06 WIB)

DEPOK, KOMPAS.com - Gangguan sinyal kereta rel listrik atau KRL kembali terjadi. Kali ini gangguan terjadi di ruas Stasiun UI, Depok hingga Stasiun Pasar Minggu (Jakarta Selatan). Gangguan yang sejak Minggu (14/11/2010) hingga Senin (15/11/2010) pagi ini belum dapat diperbaiki.

"Sejak pemberangkatan pertama pukul 04.50 sampai sekarang jaringan sinyal belum normal. Dampak gangguan ini terjadi antrean kereta dan penumpang di seluruh stasiun antara Pasar Minggu sampai Bojong Gede (Bogor)," tutur Kepala Stasiun Depok Baru, Nasrudin, pagi ini di Depok, Jawa Barat.

Antrean kereta ini terjadi lantaran antara Stasiun Pasar Minggu sampai Stasiun UI hanya dapat menggunakan satu lajur saja. Pemberangkatan kereta harus menunggu kereta di depannya jalan. "Selain antrean pneumpukan penumpang, di Stasiun Depok Baru ada dua KRl Pakuwan yang antre," tutur Nasrudin.

Menurut dia, akibat gangguan ini terjadi keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan lebih dari satu jam. "Kami hanya bisa memberi informasi kepada penumpang bahwa ada gangguan sinyal," tutur Nasrudin.

Dengan perbandingan tersebut dapat di pahami bahwa koran kompas dan Koran poskota jauh berbeda karena dalam segi penulisannya poskota lebih santai dibandingkan dengan Koran kompas, kedua perbandingan tersebut dapat dipahami pula apabila terlalu santai akan lebih mudah dipahami, kalau korang menengah ke atas bahasanya cenderung lebih baku dan lebih rumit untuk di ketahui,