Senin, 24 Mei 2010

PPW: Polri Jangan Tampilkan Budaya Shock Theraphy

DEPOK - Presidium Police Watch (PPW) menilai sikap Polri dalam menindak para tersangka kasus Gayus Tambunan maupun Arowana, hanya sebuah shock theraphy yang dipertontonkan di depan publik.

Hal itu, terlihat dari tindakan hukum yang dilakukan bukan untuk membongkar mafia hukum, namun justru mempersempit proses hukum.

“Harusnya yang diperiksa dalam kasus gayus yakni, hakim, jaksa, pengacara, polisi, dan enam tingkat di atas Gayus sampai ke Dirjen dan perusahaan di balik Gayus, tapi sekarang yang diperiksa Arafat, Susno, dan loncat kasus Arowana. Jangan bohongi publik,” tegas Ketua PPW, Jhonson Pandjaitan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Sabtu (22/5/2010).

Jhonson menambahkan Polri harus menghentikan budaya shock theraphy dan harus tetap fokus dalam kasus membongkar mafia hukum. Susno, menurut Jhonson, adalah peniup peluit yang tidak akan berhenti dalam kasus Gayus.

“Kita tak ingin ini hanya jadi shock theraphy. Kasusnya harus Susno versus mafia hukum, bukan Susno versus Arowana. Seharusnya pengacara mampu keluar dari perangkap proses hukum yang dapat memperkecil kasus ini,” ujarnya.

PPW juga mengkritik Polri yang seolah mengisolasi Susno di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua. IPW akan membahas masalah dugaan isolasi tersebut bersama pihak keluarga maupun kuasa hukum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar